Disclaimer: Bahwa tulisan ini ditujukan untuk gejala ringan-sedang ya. Dengan harapan bisa memberikan informasi untuk yang baru terpapar dengan kondisi gejala ringan-sedang. Aku bukan ahli kesehatan. Hanya sekadar sharing berdasarkan pengalamanku saat isolasi mandiri saat kena Covid di bulan Juni 2021.
Senin, 7 Juni 2021.
Jakarta.
“Mbak, ini hasilnya positif Covid 19. Apakah sebelumnya ada
interaksi dengan yang positif?” tanya seorang Dokter yang memperlihatkan
cassette swab antigen beserta dokumen.
Tercetak namaku di sana bersama kata “POSITIF” di lembaran
itu.
Aku tersenyum tenang. Nggak ada panik. Nggak ada gelisah. Seakan
aku sudah tahu bahwa hasil itu memang akan keluar untukku.
Aku menceritakan bahwa memang benar kalau teman kantorku
sudah terkonfirmasi positif covid. Satu minggu sebelum aku test swab antigen,
aku memang nebeng pulang ke Bekasi menggunakan mobil miliknya.
Mari kita lompat lagi ke empat hari sebelumnya. Tepatnya di hari Kamis malam ketika tiba-tiba tubuhku demam tinggi.
Sepanjang malam aku berkeringat
tanpa henti. Tetapi, saat pagi hari, aku merasa sudah sehat kembali. Nggak ada
demam, nggak pusing dan tetap pergi ke kantor untuk bekerja.
Lucunya lagi, aku bahkan masih sempat rescue anak kucing di
kantor yang kehilangan induknya. Aku bawa mereka ke kosan untuk dirawat sampai
menemukan induk pengganti.
Tetapi Allah berkehendak lain, virus di Covid ternyata
menyerangku setiap malam dengan demam tinggi dan keringat yang luar biasa
banyak.
Masih dalam kondisi yang belum tahu bahwa aku lagi kena
virus Covid, aku berusaha menjaga mereka dengan rutin memberi susu.
Aku bahkan sempat berpikir seperti ini:
“Ini pilihannya hanya dua. Antara aku yang akan sekarat atau
mereka yang sekarat kalau tidak terurus.”
Keputusanku di saat itu tetap ikhtiar menjaga mereka selagi
mencari indukan untuk mereka. Tak henti aku meminta ke Allah agar menolong
mereka.
Alhamdulillah, akhirnya mereka menemukan rumah baru. Tepat
satu hari sebelum aku pergi ke klinik untuk swab test.
Gejala apa sih yang
aku rasakan selama kena Covid?
Diare, demam, pusing, keringat berlebihan setiap melakukan
kegiatan, flu, batuk, anosmia, nyeri otot dan dada yang sesekali sakit.
Kok bisa tenang saat
terkonfirmasi positif Covid?
Pertama karena sudah ekspetasi berdasarkan laporan temanku
yang positif Covid.
Kedua, aku tahu bahwa dengan sakit merupakan cara Allah
dalam menyayangiku. Kalau aku sabar melalui proses ini, insya Allah ada pahala
yang datang dan ada dosa yang digugurkan.
Ketiga, virus yang belum ada obatnya merupakan hal yang
tidak asing untukku. Kok bisa nggak asing? Ya, bisa. Karena udah training duluan saat urus kucing-kucingku yang pernah terkena virus Panleu dan calicivirus.
Di dalam tulisanku mengenai proses perawatan kucing yangkena virus, aku selalu menuliskan bahwa kunci dari melawan virus adalah IMUNITAS.
Imunitas yang kuat
datang dari mana?
1. Asupan makan. Kalau perut kosong, gimana
tubuh bisa menghasilkan imun yang kuat? Lawan virusnya pakai apa kalau ga ada
bahan bakarnya. Gitu logika sederhananya.
2. Vitamin dan obat apabila ada gejala
tambahan (demam, batuk, pusing).
3. Istirahat yang cukup.
4. Minum air putih yang banyak.
5. Jangan stress.
6. Banyak berdoa.
Enam point di atas itu aku lakukan saat urus kucingku yang pernah
terkena virus mematikan.
Kalau aku saja bisa mengaplikasikan enam point di atas
dengan telaten tanpa skip ke kucingku, masa iya ke diri sendiri nggak mampu?
Jadi, kalau misalkan tubuh kamu kenalan sama Covid, yang harus
kamu paksakan adalah:
Makan makanan yang bergizi (tinggi protein, rendah gula).
Tambahkan juga elemen lain yang bermanfaat untuk tubuh seperti suplemen
vitamin.
Aku waktu itu memang udah rutin minum cuka apel setiap pagi
dan malam hari.
Karena Rasulullah pernah
bersabda bahwa sebaik-baik lauk adalah cuka. ^^
Selain itu, aku minum air hangat dan makan tiga siung bawang
mentah. Untung saja memang sudah gemar makan bawang putih mentah kalau lagi
bakar daging. Jadi nggak ada drama. Hehehe.
Terakhir adalah tidur yang cukup. Kalau memang sudah
bekerja, mau tidak mau harus minta rehat dulu. Karena memang bikin selemas itu.
Punya gejala lain? Kalau ada flu dan batuk maka minum obat
flu dan batuk.
Kalau ada demam maka minum obat demam.
Berapa lama dari awal gejala sampai akhirnya dapat hasil
negatif?
Di kasusku, aku membutuhkan waktu 15 hari sejak gejala dan
10 hari sejak hasil swab.
Sekian ceritaku mengenai Covid dan Isolasi Mandiri yang aku lakukan. Semoga kalian sehat-sehat selalu, ya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar