Kalau harus menjawab judul tulisan di atas, tentu saja akan ada
banyak jawaban yang sepertinya tidak akan habis untuk dijabarkan.
Tapi aku akan mempersingkat jawabanku ini dengan satu kalimat sederhana saja:
Tapi aku akan mempersingkat jawabanku ini dengan satu kalimat sederhana saja:
Menulis fiksi adalah medium untuk proses atas kejujuran diri yang diselimuti oleh imajinasi dan keindahan kata.
Percaya atau tidak, seorang penulis yang baik adalah mereka
yang rajin membaca dan sering kali berakhir memikirkan kisah atau tulisan yang
baru selesai dibacanya. Entah itu mau pemikiran mengenai hal kecil ataupun hal
besar.
Melalui membaca, kita sebagai seorang individu mampu menjelajahi
seisi dunia melalui keragaman kata yang membentuk cerita tanpa harus berjalan jauh. Membaca mengajak kita
untuk berempati atas kisah-kisah yang disajikan dan membuat kita memiiki beberapa opsi dalam mengambil sikap ketika menghadapi situasi yang mirip dengan tulisan yang kita baca.
Mungkin kalau di era digital seperti sekarang, menonton
video merupakan hal lumrah untuk bisa mengetahui isi dari belahan dunia yang
jauh. Aku pun mengakui hal itu. Keindahan visual memang tidak terbantahkan,
tetapi melalui tulisan, mereka masih menjadi teman terbaik untuk mengasah otak
agar terus berkembang!
Karena efek dahsyat yang ditimbulkan dari membaca, akhirnya
aku memutuskan untuk belajar menulis kisah fiksi.
Tujuannya: agar kelak bisa menjadi pembelajaran
untuk mereka yang membaca tulisanku nanti.
Dalam setiap tulisan fiksi, seorang penulis tidak akan lupa untuk
memikirkan tujuan tulisan yang mereka buat. Apakah untuk memberikan pesan moral
atau memang sebagai wadah untuk menyalurkan imajinasi yang nantinya dinikmati oleh
orang lain.
Dengan menulis fiksi, seorang penulis juga dituntut untuk menggabungkan
antara konflik dan penyelesaian masalah yang dihadapi oleh para karakternya.
Karena ada unsur sebab-akibat yang tidak boleh absen, penulis juga dituntut
untuk detail dalam merancang cerita agar terkesan logis meskipun dalam konsep fantasi
sekalipun!
Menulis juga mengajarkan aku untuk jujur dan terbuka dengan
segala hal. Menggali empati akan sesuatu bila hal tersebut terjadi dengan orang
lain. Mencari solusi di antara kepelikan tragedi yang ada. Dan yang terakhir,
menulis juga mengajarkan aku untuk terus belajar atas pengalaman hidup milik
orang lain yang kemudian aku tuangkan dalam bentuk tulisan.
Sebuah tulisan fiksi tidak akan terjadi tanpa ada inspirasi
di dunia nyata. Untuk mewujudkan itu semua, penulis juga harus bisa observasi
dan menjadi pendengar yang baik untuk orang-orang di sekitarnya.
Jadi, untuk kalian yang ingin menemukan hal baru dan menikmati
proses kehidupan, maka mulailah dengan membaca dan menulis. Akan ada sensasi
luar biasa saat melakukan kedua hal itu.
Untuk kalian yang penasaran dengan tulisan fiksiku, ada 2 tipe yang bisa kalian pilih.
1. Kumpulan cerita pendek/sajak/puisi berjudul Gerimis, Malam Hari dan Lampu Jalan
2. Projek novelku yang berjudul: ‘A Writer Buddy’
Ciao! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar