Ketika Biaya Sekolah Bukan Lagi Masalah

Kalian bisa menebak nggak, apa yang menjadi kekhawatiran
para orang tua milenial di jaman sekarang? Kalau menurutku
sebagai calon orang tua di masa depan—yang entah kapan akan nikah—hal utama yang
menjadi pikiran utama selain biaya persalinan yang kudengar bisa tembus sepuluh
juta rupiah untuk kelahiran normal di sebuah rumah sakit swasta di Jakarta,
kekhawatiranku justru mengenai biaya sekolah untuk anak-anakku nanti.
Sempat mikir mau bangun sekolah saking kagetnya dengan biaya
sekolah jaman sekarang. Tembus puluhan juta rupiah, Men! Bahkan untuk tingkat taman kanak-kanak.
Padahal ketika aku kecil, biaya sekolah cukup
mengeluarkan biaya bulanan sekitar di angka ribuan dan paling tinggi kurang dari
lima puluh ribu untuk tingkat sekolah dasar. Tapi, untuk jaman sekarang dengan
seiring meningkatnya biaya hidup, maka biaya pendidikan pun ikut meningkat.
Memang benar dengan apa yang sering aku dengar dari omongan
orang tua jaman dulu. Ketika belum menikah, diri kita sendiri adalah pusat
semesta untuk kehidupan yang kita jalani. Tetapi kalau sudah menikah? Maka anak
adalah menjadi hal utama yang pertama kali kita pikirkan. Mereka menjadi prioritas tak
terbantahkan. Tak peduli kalau gincu dan bedak menipis asal keperluan si kecil
terjamin.
Kalau udah begini, apakah ada solusi tepat agar nanti
pendidikan si anak bisa terjamin?
Tentu ada dong!
Kembali aku teringat akan kisah seorang sahabat yang
merupakan seorang yatim sejak kecil. Di sekitar tahun 2008, biaya pendidikan
untuk masuk kuliah adalah paling sedikit lima puluh juta rupiah. Mungkin kalau masuk
universitas negeri akan lebih murah, seperti di UNJ (Universitas Negeri Jakarta).
Aku sangat kaget ketika ia menceritakan bahwa dirinya memiliki
asuransi pendidikan yang sudah ditabung oleh orang tuanya sejak ia kecil. Kalau
tidak salah, saat ia mencairkan dana tersebut di umur 17 tahun, total asuransi
pendidikan yang didapatkannya adalah 5.000 dollar!
Lalu apa yang terjadi setelahnya dengan sahabatku?
Tentu saja ia menggunakan uang tersebut untuk masuk ke
universitas swasta di Jakarta. Tidak ada kekhawatiran di dirinya dan sang Ibu
karena urusan biaya pendidikan sudah terjamin.
Saat itu aku terkesiap seusai mendengar penuturan cerita
dari temanku. Aku baru sadar kalau pendidikan untuk anak tidak hanya dipikirkan
saat ia masuk tk dan sekolah saja, namun harus dipersiapkan dalam jangka
panjang. Dengan adanya asuransi pendidikan, maka biaya sekolah tidak akan
menjadi beban keseharian karena kesiapan diri sebagai orang tua.
Solusi mengenai masalah keuangan pun tidak hanya datang dari
asuransi saja, di jaman yang sudah modernisasi dan serba digital, telah banyak
program jasa keuangan yang menawarkan dan kemudahan kita untuk membantu
keuangan kita.
Salah satu program jasa keuangan yang memiliki inovasi
dengan menyesuaikan akan kebutuhan manusia modern adalah Fintech.
Fintech
merupakan singkatan dari ‘Financial’ dan ‘Technology’. Fintech mendekatkan diri
kepada calon pengguna jasa mereka melalui sistem digital dan online. Dengan adanya Fintech, masyarakat seperti kita bisa
mendapatkan bantuan keuangan yang dapat digunakan untuk mengembangkan usaha,
peminjaman modal, pinjaman uang, perencanaan keuangan dan jual beli saham.
Kehadiran Fintech di tengah-tengah kita sebagai kaum
milenial, diharapkan dapat memecahkan masalah keuangan tanpa memberi masalah.
Termasuk juga mengenai biaya sekolah yang bisa diselesaikan tanpa membuat
masalah!
Yuk, mulai memikirkan masa depan pendidikan anak dengan berbagai
solusi cara yang sudah disediakan. Jangan lupa asah kemampuan terus agar
keuangan kita tidak sekadar datang dari pendapat bulanan dari kantor!
0 comments: