KPOP FANFICTION JACKJI COUPLE - FAKE MARRIAGE ( CHAPTER 2)

Agustus 25, 2015 Istiana Setya Rahayu 10 Comments



KPOP FANFICTION JACKJI COUPLE - FAKE MARRIAGE ( CHAPTER 2)

Title : KPOP FANFICTION JACKJI COUPLE - FAKE MARRIAGE ( CHAPTER 2)
Author: Totomeyo
Genre: Romantic, Comedy
Length: Chapter

Main Cast:
Heo Youngji’s KARA
Wang Jackson’s GOT7
Lee Hongbin VIXX

Guest Star: Seo Kang Joon, Lee Dong Wook, BamBam’s GOT7

Rating: PG 15+
***

Youngji POV

Aku memandangi punggung namja itu sambil terus mengikutinya dari belakang. Dengan setelan kemeja warna putih sesungguhnya membuat tubuh Jackson terlihat semakin seksi.


Aarrghhh Youngji apa sih yang kamu pikirkan?




Tubuh Jackson tiba-tiba berputar kebelakang. Kemudian dia melihatku dengan tatapan yang uggh.. aku sendiri bingung menjelaskannya. Tatapan mata Jackson terlalu sulit untuk aku abaikan.



"Bagus! Kau masih terus mengikutiku chagiya. Kita sudah hampir sampai di our love nest."


"Oh."


Aku hanya mampu menjawab dengan singkat sambil menganggukan kepala karena saat ini seluruh pikiranku hanya dipenuhi oleh rasa gelisah dan takut.


"Kita sudah sampai!" ucap Jackson dengan girang.


"Disini?" Tanyaku untuk memperjelas pernyataan Jackson.


"Ne.. Disinilah our love nest hehehe"



"..."

Aku hanya melongo dan tidak mampu mengucapkan sepatah kata. Saat ini kami sedang berada di apartemen yang sangat mewah.

Jackson menyeringai sambil memandangiku.


"Ayo masuk." Kemudian Jackson menarik tanganku.


"Ne..."


Ku ikuti Jackson dengan pasrah. Entah kenapa aku sama sekali tidak mampu untuk berkata tidak kepadanya.


Aku akan benar-benar tinggal bersamanya.

Dan harus berpura-pura menjadi sepasang suami istri yang baru menikah.



Aku mulai merasa pusing ketika terus mengikuti Jackson memasuki lift apartemen.


Author POV



Jackson dan Youngji memasuki lift untuk menuju apartemen milik Jackson. Pintu lift mulai tertutup dan hanya mereka berdua saja di dalam lift tersebut.


Jackson mulai merapatkan bahunya disisi bahu milik Youngji dan kemudian Jackson melingkarkan lengannya ke bahu Youngji.


"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Youngji dengan ekspresi terkejut dan mencoba menghindari tubuhnya dari Jackson.


"Huh? Kehidupan pernikahan kita baru saja dimulai Youngji-ah. Saat kita berdua melangkah masuk ke gedung ini, kamu dan aku adalah sepasang suami istri."


"YA! Kamu tidak pernah bilang mengenai hal ini sebelumnya, Jackson."


"Kalo begitu anggap saja aku sudah mengatakannya."


Jackson tersenyum menyeringai.

Wajahnya mulai mendekati wajah milik Youngji.


"Jackson, wajahmu terlalu dekat!" Bentak Youngji karena merasa ketakukan dengan tindakan Jackson.


"Aku lakukan ini karena memang ingin menjadi "dekat" kepadamu Chagiya."


"Aish...Jebal." Youngji menggunakan tangannya untuk mendorong tubuh Jackson menjauh dari hadapannya.


Lift masih terus bergerak ke atas namun usaha Youngji mendorong tubuh Jackson adalah sebuah kesia-siaan. Jackson terlalu kuat untuk dikalahkan oleh kekuatan seorang yeoja seperti Youngji.

Jackson yang tidak terima tubuhnya didorong Youngji justru kini menyerang balik.

Didorongnya tubuh Youngji hingga menempel kepojokan dinding lift. Kini mereka berdua saling berhadapan satu sama lain. Jackson mulai mendekatkan wajahnya kearah Youngji.

Youngji tertegun seakan sedang dalam pengaruh hipnotis. Satu hal yang bisa dia lakukan hanya menelan air liurnya. Degup jantung ditubuhnya berdetak keras. Saat ini Youngji benar-benar tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah tampan milik Jackson.

Jackson mulai berkata,


"Kita membutuhkan hal-hal seperti ini dalam kehidupan keseharian kita setiap hari. Kehidupan pernikahan kita baru saja dimulai Youngji-ah."


"A-aku tidak membutuhkannya!" Jawab Youngji dengan tergagap.


Namun cara menjawab Youngji justru membuat Jackson tertawa keras.


"Lihatlah pada wajahmu. Ekspresimu justru menunjukan hal sebaliknya sayang."


Youngji mendengus kesal mendengar ucapan Jackson. Dia tidak mampu berkata lagi selain mengatakannya di dalam hatinya,

Apakah dia sedang mempermainkan aku?! Ah ini menyebalkan sekali.

TING!


Terdengar bunyi dari lift kemudian perlahan pintu lift terbuka.


Youngji POV


Aku sungguh merasa lelah untuk sampai disini. Melihat koridor apartemen yang mewah tidak mampu membuang perasaan lelah dan belum lagi ada namja yang terus menggodaku.


Kebalikannya dari diriku yang tiada henti menghela nafas, justru Jackson justru terlihat sangat bahagia.

Kini Jackson mulai berhenti di depan sebuah pintu.


"Ini tempat tinggalku. Nomornya 1402. Seperti tanggal di hari Valentine."


"Ok" Jawabku singkat.


Setelah pintu terbuka, Jackson mendorongku untuk memasuki tempat tinggalnya.

Apakah dia tipikal seseorang yang mengambil kontrol segalanya?

Tanyaku dalam hati setelah melihat cara dia bersikap kepadaku sepanjang hari.


Aku tidak akan tinggal diam! Aku harus berhati-hati agar dia tidak menguasai diriku.

Aku melangkahkan kakiku memasuki apartemennya. Aku cukup penasaran interior seperti apa yang dimiliki dari apartemen semewah ini.




"....."



Aku terkejut dengan apa yang aku lihat.


"Ayo masuk. Kemarilah, jangan malu-malu sayang. Mulai hari ini, ini adalah rumahmu. Anggap saja dirumah sendiri dan lakukan hal yang biasa kau lakukan."


"Son..."


"Son? Kamu ingin kita memiliki Son (anak laki-laki)? Baiklah tidak akan aku tolak hehe"


Kemudian Jackson menarikku ke arah sebuah kamar.


"Anniyo!!! Maksud aku, kenapa rumah kamu berantakan sekali?"


Aku dapat melihat kemeja-kemeja yang bergelatakan sembarangan dan sepatu yang tercecer dan terpisah dari pasangannya. Menurutku, ruang tamu ini seperti terkena tornado hebat.


"Jackson. bagaimana bisa kau biarkan ruangan ini berantakan sekali?"


Jackson menatapku. Tidak terlihat ada perubahan raut dari wajahnya. Bahkan dia tidak berniat untuk meminta maaf.


"Umm... alasannya karena aku tidak pandai dalam membereskan rumah."


"Gini ya Jackson, meskipun kamu tidak bisa merapihkan...hey, apa ini?"


Aku melihat keselilingku dan melihat kearah setiap kemeja yang tergeletak sembarangan.


"Kenapa begitu banyak kemeja berwarna putih disini?"


Mata Jackson mengikuti arah jariku yang sedang menunjuk kesetiap sudut ruangan.


"Hey, coba lihat ini."


Kemudian Jackson mengambil salah satu kaos kaki yang berwarna warni dan bercorak riang. Kemudian mengangkat kaos kaki tersebut ke wajahku.


"Aku selalu memakai kaos kaki dengan corak seperti ini. Ini adalah aturanku jadi kamu harus mengingatnya ya sayang."


"Baiklah. Tapi tolong ya jauhkan kaos kaki itu dari wajahku."


"Ok."


Aku mulai kembali memperhatikan ruangan disekitarku dan sesuai apa yang diucapkan Jackson bahwa ada banyak kemeja putih dari brand yang sama dan kaos kaki bercorak riang dimana-mana.


"Dasar orang yang aneh."


Aku mengucapkannya dengan pelan namun justru Jacskon terlihat bahagia mendengar umpatanku.


"Dengan mengatakan bahwa aku adalah orang yang aneh itu adalah pujian terbaik yang aku dapatkan sebagai seorang penulis."


"Itu bukan sebuah pujian Jackson. Lagian kenapa sih kamu harus memiliki aturan seperti itu?"


"Terima kasih sudah bertanya Youngji-shi.

Ketika kamu bekerja sebagai freelancer maka kamu akan memiliki masalah dengan manajemen waktu. Sebagai contohnya, jam tidur.

 Jika aku tidur sebanyak yang aku inginkan maka aku tidak dapat menyelesaikan pekerjaanku tepat waktu.

Maka aku selalu mengatur waktu tidurku sesuai yang sudah aku tentukan.

Aku mencoba untuk mengikuti keseharianku sesuai jadwal.

Jadi waktu tidurku selalu sama di setiap malam dan selalu memakai kemeja warna putih setiap hari.

Tapi mereka mengatakan bahwa untuk menjadi seseorang yang fashionable, kamu harus memulainya dari kakimu. Jadi aku tunjukan saja keunikanku melalui kaos kakiku."


Aku melongo mendengar penjelasan panjang lebar dari Jackson. Ternyata penulis ini bisa bicara panjang lebar juga.


"Sorry Jackson, bukankah yang dimaksud dengan "kaki" itu ditujukan untuk sepatu?"


"Aku melakukan semua pekerjaanku dirumah dan aku tidak memakai sepatu di rumah, sayang."


"Ah... iya juga sih."


Aku menyadari bahwa Jackson masih ingin terus berbicara. Namun melihat "kapal pecah" di ruang tamu sekarang ini membuatku tidak betah dan tentu saja aku tidak memiliki banyak waktu untuk mendengar ceritanya.


"Dapatkan kita melanjutkan pembicaraan kita nanti saja?"


"Huh? Nanti?"


"Aku ingin merapihkan rumahmu ini atau tidak aku tidak akan bisa merasa nyaman tinggal disini."


Aku langsung memulai mengambil pakaian dan handuk yang terhampar dilantai.


"Jackson, aku ingin mencuci ini semua sekarang."


"Ok sayang."


Aku mulai mengangkut tumpukan pakaian kotor ini menuju mesin cuci yang berdekatan dengan kamar mandi.

"Aku juga akan menggunakan vacum cleaner ketika semua cucian sedang dicuci. Ini semua akan memerlukan waktu cukup lama untuk diselesaikan."


Aku mencoba menjelaskan apa saja yang akan aku lakukan di hari pertama aku tinggal bersamanya. Sedangkan Jackson hanya berdiri sambil menyandarkan tubuhnya di dinding rumahnya. Aku sempatkan melirik kearahnya dan tampak senyum tipis dengan kedua matanya yang terus mengikutiku kemanapun aku bergerak.


"Ini sungguh menyenangkan. Kamu sudah seperti seorang istri sesungguhnya."


"?!"


Aku terkejut mendengarnya. Aku berbalik dan terlihat Jackson dengan mata yang berbinar sedang menatapku sambil memasang aegyo.





Author POV


"Kenapa ada banyak sekali sih?"


Youngji terlihat mengeluh sambil mengangkat beberapa barang yang dia pindahkan dari ruang tamu ke ruang lainnya.


"Apa ini?"

Youngji meletakan tumpukan baju yang dibawanya dan tiba-tiba meletakannya ke lantai. Langkah kakinya menepi ke sudut ruangan dan membuka tirai yang tersamar-samar menutupi dinding kaca.


"Ada apa, chagiya?"


"Wow..."


"Kamu kenapa sih?"


"Ini... sangat indah...."


Dihadapan Youngji terpapar dinding yang terbuat dari kaca. Tangannya secara perlahan menggeser tirai yang sedari tadi menutupi dinding kaca tersebut hingga terlihatlah pemandangan kota dari ketinggian 23 lantai, tempat tinggal Jackson.

 Cahaya mahatari yang berwarna orange menyusup ke setiap ruang tamu. Terlihat bentangan lukisan awan yang secara malu-malu bergerak perlahan dengan cahaya matahari sebagai dasarnya. Belum lagi seluruh kota terlihat semakin cantik karena harmoni yang diberikan oleh langit melengkapi indahnya bangunan tinggi-tinggi yang secara perlahan menunjukan permainan lampu-lampu dari setiap gedung.

Youngji terlihat semakin tertegun dengan apa yang dilihatnya.


"Setiap hari kamu selalu mendapatkan pemandangan seperti ini ya?"


Jackson terkejut dan bingung dengan pertanyaan Youngji.


"Sepertinya..."


"Sepertinya?"


"Aku tidak sering melihat pemandangan keluar jendela, jadi aku tidak begitu yakin."


Youngji terkejut mendengar jawaban Jackson.


"Oh! Kalo gitu kamu harus sering melakukannya. Lihatlah Jackson, pemandangan disini sangat indah."


Kemudian Jackson mulai mendekati dinding kaca itu dan memperhatikan seluruh isi kota dan langitnya sambil memicingkan matanya.


"Indah? Sunset ini maksud kamu?"


"Iya Jackson! Aku tidak pernah melihat sunset seindah ini sebelumnya!"


"Oh begitu."


Jackson yang sebelumnya sangat bawel berubah menjadi lebih pendiam setelah melihat pemandangan sunset beserta isi kota. Youngji yang menyadari perubahan dari Jackson justru kini menjadi penasaran dengan Jackson.


Wah wajah Jackson saat ini sangat melankolis sekali. Dia kenapa ya?


"Ah sudah lupakan! Ayo kita lanjutkan rapihkan ini semua. Jackson, tolong lipat ini ya."


Youngji langsung berlari kearah tumpukan pakaian dan memberikan beberapa kaos kaki kepada Jackson.


"Ok."


Jackson menerima perintah Youngji tanpa banyak protes. Bahkan raut wajah Jackson terlihat lebih tenang saat ini.


"Nah lihatlah dirimu, Jackson. Kamu itu bisa membersihkan dan merapihkan rumah kok hehe."


Puji Youngji kepada Jackson sambil memberikan senyum manisnya sambil menepuk halus bahu Jackson karena mampu melipat kaos kakinya dengan rapih.


"Karena aku suka diperintah apabila istriku yang memintanya." Jawab Jackson tanpa melirik Youngji.



"Baiklah kalo begitu. Lanjutkanlah."


30 menit berlalu. Youngji masih terlihat sibuk dan menikmati merapihkan rumah Jackson namun Jackson terlihat mulai bosan dengan kegiatan merapihkan rumahnya.

Jackson melihat ke Youngji yang tidak menyadari bahwa sudah lebih dari satu menit diperhatikan oleh Jackson.


"Umm...Youngji."


"Ya?"


"Dapatkah kamu memanggilku "Chagiya"?


"Tolong berhentilah mengatakan hal yang tidak penting, lebih baik bantu aku membereskan ini semua."


"Tapi ini penting." Raut wajah Jackson berubah drastis menjadi serius dan senyum di wajahnya menghilang.


"Untuk melancarkan "urusan" antara kita berdua maka kita harus memiliki ikatan batin yang kuat."


"Ugh... baiklah! Chagiya Chagiya."


Youngji mengucapkan kata "chagiya" berkali dengan nada teriak dan Jackson tampak puas sambil mengangguk-anggukan kepalanya. Usai menuruti permintaan Jackson, Youngji melanjutkan kegiatan melipat pakaian. Namun tiba-tiba matanya terhenti pada sesuatu.


"Eh- ini apa Jackson?"


Jackson menengok, "Oh itu salah satu properti yang digunakan di dramaku sebelumnya. Karena aku akan memiliki seorang istri maka aku mengambilnya. Cobalah kau memakainya, aku ingin melihatnya."


Ternyata benda itu adalah celemek berwarna merah dengan hiasan renda berwarna putih. Youngji merasa celemek itu sangat lucu dan ia ingin sekali mencoba memakainya. Youngji berdiri dan berniat untuk memakai celemek tersebut namun Jackson menghentikannya.


"Apa yang kau lakukan disini? Pakailah celemek itu di kamar mandi."


Jari Jackson menunjuk kearah sebuah lorong yang merupakan akses menuju kamar mandi. Youngji menunjukan wajah kebingungan.


Terkadang aku tidak mengerti cara berpikirnya Jackson. Kenapa aku harus ke kamar mandi kalo cuma untuk memakai celemek?

Youngji melangkah menuju kamar mandi dengan malas. Kemudian dipakainya celemek tersebut, namun sayangnya Youngji kesulitan untuk mengikat tali untuk bagian belakang. Youngji berniat menuju ruang tamu untuk meminta bantuan Jackson agar mengikat tali celemek tersebut.



"Jackson, dapatkah kau membantu-"


Belum selesai Youngji menyelesaikan perkataannya, Jackson langsung segera memotong ucapan Youngji.


"Kau salah memakainya sayang. Aku sungguh kecewa!" Protes Jackson dengan menujukan wajah kesalnya.


"Huh? Aku sudah memakainya dengan benar namun aku kesulitan mengikat tali belakangnya jadi bantulah aku."


"Yang aku maksud, seharusnya kau melepaskan pakaianmu dan gunakan celemek itu sebagai penutup tubuhnya. Aku yakin kau akan terlihat sangat luar biasa."


Youngji melotot mendengar ucapan Jackson. Begitu entengnya dia mengucapkan hal yang tidak pantas seperti itu. Wajahnya langsung memerah padam karena malu. Diambilnya bantal sofa terdekatnya dan dilemparnya ke arah Jackson sambil berteriak,


"YA! DASAR BODOH!"


"Loh salah aku apa sayang? Bukannya newlywed harusnya seperti itu?"


"Ta- tapi aku bukan istrimu sesungguhnya!"


Youngji membalikan badannya. Ditutupi wajahnya dengan kedua tangan karena rasa kesal campur malu yang ia rasakan.

Kini Jackson hanya melihat punggung Youngji. 10 detik berlalu namun Youngji masih diam berdiri membelakanginya. Jackson memutuskan untuk mendekati Youngji. Kakinya melangkah perlahan hingga tepat berdiri dibelakang wanita itu.

Diambilnya kedua tali dari celemek yang tergantung di tubuh Youngji, kemudian Jackson membuat simpul untuk mengikatnya. Usai mengikat tali celemek tersebut, perlahan tangan Jackson melingkar keseluruh pinggang Youngji.

Hembusan hangat dari hidung Jackson menyentuh tengkuk Youngji. Jackson tak berkata apapun. Kepala Jackson mulai bersandar di tengkuk Youngji.


"Apa yang sedang kau lakukan Jackson?"


Tidak ada jawaban dari Jackson.


Ditelannya air liur Youngji sendiri. Tiba-tiba rasa dingin menyergap tubuhnya. Degup jantungnya berdetak dengan kencang.


"Jackson?" Panggil Youngji sekali lagi sambil menggerakan tangan Jackson.


Youngji yang mulai merasa ada yang aneh, maka dilepaskan kedua tangan Jackson di pinggangnya dan kemudian Youngji melangkah menjauh.


BRUK!


Tubuh Jackson nyaris terjatuh ke lantai. Syukurnya Youngji sempat menahannya hingga Jackson tidak jatuh dan kini bersandar pada tubuh Youngji.


"Wang Jackson kau dari tadi tidur?!"


Jackson memegang kepalanya, mencoba menyadarkan dirinya kembali. Perlahan dibuka matanya dan terlihatnya Youngji yang sedang memegang tubuhnya.


"Ah.... maaf sayang. Aroma tubuhnya membuatku nyaman jadi aku mengantuk. Terkadang aku sudah tertidur sambil berdiri. Oh ya. kamu sudah tidak marah lagi kan?"


Youngji mengangguk. Kemudian ia melangkah meninggalkan Jackson untuk melanjutkan merapihkan ruang tamu yang masih terlihat berantakan dibeberapa bagian.



*
Youngji POV

Akhirnya ruangan ini sudah terlihat lebih baik dan rapih. Aku tengok kearah jam dan ternyata sudah jam 9 malam.

Dimanakah Jackson?

Tak lama Jackson muncul sambil membawa secangkir kopi. Dia melihat kearahku.



"Sudah waktunya untuk menulis."


"Kau selalu menulis di waktu yang sama setiap harinya?"


"Yeah. Dimulai dari jam 9 malam sampai jam 2 pagi. Itu adalah waktu terbaikku untuk menulis. Aku akan meninggalkanmu sendirian di jam tersebut. Aku harap kamu tidak kesepian ya sayang."

Jackson mengedipkan matanya kepadaku.


"Pastinya kok."


Jackson tersenyum kepadaku dan meninggalkan aku menuju ke ruang kerjanya.


Ah lelah, aku sangat lelah.


Kuambil secangkir kopi yang tersedia di meja yang disediakan oleh Jackson sebelumnya sambil mengingat kembali kejadian hari ini yang terjadi kepadaku.


Aku melangkah mendekati sofa yang cukup besar yang berwarna merah itu. Aku hempaskan tubuhku di sofa dan membiarkan seluruh pikiranku melayang. Tanpaku sadari mataku perlahan terasa berat dan memaksaku untuk menutupnya.


2 JAM KEMUDIAN

"!"

Aku terkejut dan terbangun dari tidurku. Kulihat jam menunjukan pukul 11 malam.


Ah..... aku pasti sangat kelelahan sampai ketiduran disini. Aku harus pindah ke tempat tidur.


Aku tuangkan kopi kedalam cangkir baru untuk aku bawa ke ruang kerja Jackson sebelum aku pamit untuk tidur kepadanya. Aku ketuk pintu dan perlahan memasuki ruangan yang penuh dengan buku. Terlihat Jackson sedang duduk sambil mengetik di depan laptopnya.



Wah ternyata dia terlihat sangat tampan ketika sedang berwajah serius seperti itu.


"Umm... Jackson, aku ingin tidur sekarang dan ini aku bawakan secangkir kopi untukmu."


"Oh. Thanks."


Jackson mengambil cangkir kopi yang aku bawakan untuknya dan meminumnya seteguk. Terlihat raut wajah Jackson berubah usai meminum kopi.


"Ada sesuatu yang salah?"


"Apakah kamu menggunakan jenis kopi yang lain, Youngji?"


"Ga kok. Itu kopi yang sama dengan yang sebelumnya kamu buat."


Jackson langsung berdiri dari meja kerjanya dan berjalan melangkah menujuku.


"Tapi kenapa rasanya jadi sangat enak begini ya?"


"Oh ya? Syukurlah kalo begitu."


"Chagiya...."


Jackson mulai melembutkan suaranya dan mulai memanggilku dengan kata-kata aneh.


"....!?"


Jackson menatapku tanpa berkedip sedikitpun sambil melangkah perlahan mendekati tubuhku.

Aku perlahan berjalan mundur untuk menghindar tapi kini tubuhku menabrak tembok dibelakangku dan aku tidak bisa bergerak kemanapun karena Jackson benar-benar menutupi arah lainnya dengan kedua tangannya.

Kemudian Jackson mulai berbisik kearah telingaku.


"Biarkan aku mengucapkan terima kasih atas kopi buatanmu yang nikmat ini."


Ucap Jackson dengan menatap mataku lurus sambil tubuhnya mendorongku merapat ke tembok dibelakangku.

Rasa kantukku langsung lenyap. Perlahan wajah tampan Jackson semakin mendekati wajahku.


A--apakah dia ingin menciumku?!


Aku memilih untuk memejamkan mataku sekuat mungkin.


"........"


Hatiku berdetak begitu kencang. Rasanya ingin meledak! Pipiku terasa begitu memanas.

Perlahan aku membuka mataku dan hidung Jackson sudah hampir menyentuh hidungku.


"..."


"..."


Kami hanya saling menatap. Aku merasa tersihir dalam tatapan matanya yang tajam. Aku mengigit bibir bagian bawahku karena merasa gugup, dan kemudian...

Jackson mulai tertawa dihadapanku.


"Dong Wook bisa marah kepadaku. Hahaha"


"...."


"Tapi beneran deh, kopi kamu tuh tadi enak banget. Dan mendadak inspirasi datang kedalam otakku. Hmm... Bagaimana klo kamu menggunakan lingerie malam ini?"


"KAMU BILANG APA JACKSON?!"


"Jadi kamu ga mau?"


"Tentu saja aku ga mau!"

Aku mencoba untuk terlihat sangat marah untuk bisa mengurangi rasa gugupku dan rasa panas dipipiku. Tapi sayangnya jantungku masih terasa berdegup kencang.


"Aku merasa malam ini bisa sangat produktif karena kamu. Terima kasih, sayang."


"Bagus deh kalo aku bisa membantumu. Good night."

Ucapku pamit.


"Good night. Oh ya sayang, maaf ya malam ini kamu tidur tanpa diriku dulu."


"Good night!"

Aku membanting pintu dan berjalan kesal menjauhi ruang kerja Jackson.


Aku kira dia akan menciumku.


Aku bisa saja mendorongnya saat itu apabila aku mau. Tapi aku tadi menjadi sangat lemah ketika melihat mata Jackson. Bahkan aku tidak dapat bergerak 1 cm.



Heol! aku harus bisa menahan diriku. Ini hanyalah pernikahan palsu belaka.


Aku mulai menampar pipiku dan mencoba menyadari realita yang sesungguhnya.



Kini aku berada di dalam kamar tidur. Terlihat sebuah tempat tidur berukuran queen size.

Melihat tempat tidur yang hanya satu, aku mulai membayangkan apabila Jackson selesai bekerja dan datang masuk ke kamar ini.

Itu berarti kami akan tidur satu ranjang?

Tapi...

setelah aku pikir, toh kami hanya akan berbagi tempat tidur kok. Jadi ini bukan suatu masalah besar.

Kepalaku mulai terasa berat. Rasa kantuk menyerangku. Aku mulai menutup mataku dan tidur.


Author POV

Matahari mulai memasuki kamar tidur dan menyapa kulit putih Youngji yang masih tertidur lelap diatas tempat tidur.

Terlihat mata Youngji mulai terbuka karena terik matahari yang mengenai wajahnya. Youngji yang tersadar mulai menengok cepat kearah kanan di tempat tidurnya.


"Kosong. Apakah semalam Jackson tidak tidur disini?"

Youngji mulai berdiri dan mengganti bajunya. Setelah itu dia menuju ruang tamu namun Youngji terkejut karena melihat Jackson yang sedang tertidur di sofa.


OMO! Jadi dia tidur disini!


teriak Youngji dalam hati.

Youngji mulai mendekati Jackson dan melihat kearah wajah polos Jackson.


Sepertinya aku harus membuat secangkir kopi untuknya.


Youngji segera menuju dapur dan membuat secangkir kopi.



"Mm..."

Terdengar suara gumam dari bibir Jackson ketika Youngji sedang menuangkan kopi. Jackson terlihat mulai membuka matanya perlahan-lahan.


"Good morning."

Sapa Youngji.


"Good morning, sayang. Dimanakah kaos kakiku ya?"

Mata Jackson mulai mencari-cari ke setiap bagian di sekitarnya.


Masih belum sadar nih Jackson.


Youngji terlihat menahan ketika karena menyadari Jackson masih setengah tertidur.



"Disebelah sini, Jackson."

Jackson berdiri dari sofa dan menuju kearah Youngji dengan matanya yang masih setengah tertutup.


"Disebelah mana?"


Youngji ingin tertawa melihat tingkah Jackson saat itu. Kemudian Youngji mengarahkan tangannya ke saku di celana jeansnya.


"Disini."


"Disini?"

Seketika mata Jackson terbuka lebar dan langsung melingkarkan tangannya ke pinggul Youngji dan mulai meraba-raba.


"...!?"

Youngji dibuat terkejut oleh perlakuan Jackson.


"Apakah ada disebelah sini?"


"HEY!"


"Huh, waeyo chagiya?"


Jackson terus meraba-raba pinggul Youngji yang dekat dengan kantong celananya sambil terus bertanya. Sedangkan Youngji hanya mampu membentak karena kaget.


"Bukan. Bukan disitu! Aku sudah mencuci kaos kakimu dan kemudian menggulungnya. Dan aku memasukannya ke dalam lemarimu!"


Kemudian terdengar suara tawa Jackson yang perlahan-lahan semakin meledak.


"Itu hukumannya karena kamu sudah berbohong padaku sayang."


"Huh? Jackson, kamu sudah benar-benar sadar dari tidurmu?"


"Yup! Aku 100% sadar setelah menyentuh seluruh pinggulmu."


Youngji langsung membalikan badannya setelah mendengar ucapan tersebut dari Jackson dan Jackson tersenyum melihat tingkah Youngji.

Youngji memulai kembali percakapan,

"A-Aku minta maaf. Tapi tadi lucu sekali melihat kamu yang masih setengah sadar."


"Aku lupa memberitahukan kamu sesuatu. Aku ini selalu memakai kaos kaki setelah aku bangun tidur di pagi hari."


"Jadi aku akan mempersiapkan kaos kakimu sesegera mungkin di pagi hari."


Jackson menganggukan kepalanya dan melanjutkan pembicaraan,


"Dan juga, aku sangat kacau di pagi hari."


"Aku akan melihat dirimu seperti itu di pagi hari?"


Jackson mengangguk. Sedangkan Youngji mau tertawa melihat sikap Jackson.


Aku cukup kaget melihatnya. Tapi lucu juga sih lihat Jackson seperti itu.


"Ah... Kopinya sudah siap. Aku harap ini dapat membuatmu fresh."



Jackson yang sedang memakai kaos kakinya langsung mengangkat kepalanya setelah mendengar Youngji memanggilnya.


"Kopi? Pantas saja aku mencium wangi yang enak."


Kemudian Jackson meminum seteguk kopi yang dibuat oleh Youngji.


"Bagaimana ya aku bisa menjelaskan sensasi luar biasa dari kopimu ini? Hmm.. rasa kopinya sangat dalam dan menyegarkan. Ini adalah kenikmatan kopi yang sederhana."


Youngji terlihat bahagia karena Jackson kembali memujinya.


"Kalau begitu aku akan membuatkan kamu kopi di setiap paginya."


"Jangan lupa untuk membuatkannya ketika aku menulis ya."


"Ne."

Youngji beranjak menuju dapur dan mulai membuat sarapan berdasarkan bahan-bahan yang ia temukan. Usai memasak, Youngji menyajikannya di meja makan dan mereka berdua mulai memakannya.


"Aku minta nasinya lagi."


"Apakah kamu tidak terlalu kebanyakan makan, Jackson?"

Tanya Youngji sambil mengambil nasi dan memasukanya kedalam mangkok Jackson.


"Aku harus makan banyak, karena aku memerlukannya untuk bekerja."


Youngji terus mempersiapkan lauk yang diminta Jackson sambil berbicara dalam hatinya,


Hal-hal seperti ini yang biasa dilakukan pengantin baru kan?


"Aku merasa kita seperti suami istri."

Jackson bergumam sambil memasukan nasi ke mulutnya. Wajahnya terlihat bahagia sambil melihat ke wajah Youngji.


"!"

Youngji tak mampu menjawab ucapan Jackson. Hatinya menjadi berdetak kencang karena ucapan Jackson sesuai dengan apa yang Youngji pikirkan.


"Ya bagaimanapun juga, ini hanya pernikahan palsu!"


Youngji menjawab tegas untuk menghindari dirinya terbuai akan romansa yang mulai ia rasakan. Jacskon menyadari bahwa wajah Youngji memerah hanya mampu diam dan segera menyelesaikan sarapannya.



*

Youngji POV


Jackson terlihat bersiap-siap untuk pergi ke KBS untuk menghadiri presentasi drama terbarunya. Ia menggunakan jaket sebagai outwear dan tetap memakai kemeja berwarna putih dibalik jaket warna hitamnya.


Jackson kini berdiri di depan pintu,


"Aku sebenarnya ingin tidak pergi."


"Kenapa begitu?" Tanyaku.


"Karena aku ingin menghabiskan hari ini bersamamu, chagiya."


"Tapi itu pekerjaanmu! Semoga hari ini lancar dan menyenangkan."


"Baiklah."


Jackson memegang tasnya dengan satu tangan dan bersiap-siap untuk pergi. Tapi kemudian langkah kakinya berhenti dan mulai membalikan badannya.


"...."


Aku hanya diam untuk menunggu kepergiannya. Sedangkan Jackson mulai memperlihatkan ekspresi menunggu sambil mengerutkan dahinya.


"Ayolah."


"Huh?"


"Kamu harus memberikan ciuman sebelum aku pergi."


"YA! Aku rasa tidak memerlukannya."


Aku tertawa sambil mendorong tubuhnya agar segera pergi dan terlihat tatapan matanya berubah.


"Tapi pengantin baru harus memberikan ciuman sebagai perpisahan. Aku mulai marah nih."


"..."


"Jadi kamu harus melakukannya, sayang."


"Aku? harus?"


"Iya!"


Jackson terlihat sangat serius mengenai ciuman perpisahan.


Baiklah. Tidak ada pilihan lain!



Aku menutup mataku dan memberikan kecupan di keningnya. Kemudian kutarik tubuhku kembali ke posisi semula.



"Kamu melupakan bibirku nih. Tapi gpp deh, untuk kali ini aku membiarkannya. Baiklah. Aku pergi dulu ya, sayang."


Jackson berbicara dengan nada bahagia sambil melangkahkan kakinya keluar.


"Melelahkan sekali menghadapi sikapnya."


Aku mengeluarkan nafas panjang yang dalam setelah Jackson pergi.


"Tapi aku ga bisa bersantai-santai dahulu. Ada banyak hal yang harus aku bersihkan di apartemen ini."


Jadinya aku memutuskan untuk menghabiskan hari ini untuk membersihkan rumah dan isinya.


Jackson POV

Sepanjang perjalanan aku hanya tersenyum mengingat kejadian yang terjadi dari kemarin. Mengingat kembali bagaimana ekspresi lucu Youngji membuatku semakin bahagia. Perlahan kunyalakan radio di mobilku dan terputar lagu Got7 - Stop Stop It.

♪ Hajima hajihajihajihajima
Nega geureolttaemada michilgeot gata
Nae nuneul bomyeo saljjaguseojumyeon
Dallyeogaseo neoreul anabeorilgeotman gata 
♪ 


Perjalanan menuju KBS sebenarnya tidak cukup jauh dari tempatku, dengan mengendarai mobil hanya perlu 30 menit saja. Kulajukan terus mobilku hingga sampai terlihat pemandangan deretan mobil yang berjalan mulai perlahan.


"Macet kenapa nih?"


Gumamku sendiri melihat kemacetan di pagi ini. Kucoba untuk rileks dan berencana untuk mengecek kembali proposal untuk drama yang akan aku presentasikan hari ini di KBS.

Aku mulai membuka tas dan mencoba merogohnya sambil terus melihat kearah jalanan.


Heol! Dimana proposal itu.



Aku merasa ada yang tidak beres. Aku coba kembali merogoh isi tasku dan tidak aku temukan proposal yang sudah aku jilid rapih.

"Sial! Pasti aku meninggalkannya di ruang kerjaku!"

Aku coba untuk mengambil handphone untuk menelpon Youngji tapi aku tersadar bahwa aku belum memiliki nomornya dan dia masih baru di Seoul.


Aku minta bantuan si Hongbin saja deh. Sepertinya dia belum berangkat ke kantor.

Kucoba menelpon Hongbin, dia adalah salah satu produser di KBS dan apartemennya hanya beda satu lantai denganku.



"Halo Jackson ada apa menelponku?"


"Hey bro! Apakah kau masih di apartemenmu?"


"Yeah. Aku sedang bersiap-siap untuk pergi ke kantor."


"Ah tepat sekali! Aku sedang terjebak macet dijalan dan proposalku untuk presentasi hari ini tertinggal di ruang kerjaku. Tolong ambilkan dong, di tempatku ada seseorang jadi kau cukup memencet bel untuk meminta ijin kepadanya. Nanti kita ketemuan di lobby kantormu saja. Ok?"


"Dasar ceroboh. Baiklah aku akan segera ke tempatmu dan membawakan proposalnya."


Hongbin terdengar langsung menutup telponnya. Aku sudah mulai merasa lebih tenang karena jadwal presentasiku sudah sangat mepet apabila aku harus menunggu macet ini usai dan memutar balik jalan ke apartemenku.



*

Author POV

Youngji terlihat sedang sibuk meng-vacuum setiap sudut ruangan sampai gerakannya terhenti mendengar bel yang berbunyi.


TING TONG!


Youngji mencoba mengecek siapa yang datang dan menuju ke layar di samping pintu.


Apakah Jackson kembali datang?


Youngji mengecek untuk melihat siapa yang datang dan dia terkejut melihat wajah lelaki yang asing dari muncul dilayar interkom.


"Siapa ya?" Tanya Youngji ragu.


"Halo permisi saya Hongbin. Saya datang untuk mengambil proposal Jackson. Dia yang meminta saya untuk mengambilnya."


Youngji mengangguk setelah mendengar penjelasan dari lelaki diseberang sana. Maka dibukakan pintu tersebut dan Hongbin mulai memunculkan wajahnya secara langsung.



Keduanya terlihat saling menatap dan bingung. Kemudian dengan canggung, Youngji mulai merundukan tubuhnya 90 derajat dan Hongbin membalasnya dengan merundukan tubuhnya juga.


"Boleh saya langsung masuk?" Ijin Hongbin kepada Youngji.


"Ah, Ne.."


Hongbin langsung bergegas masuk ke ruang kerja Jackson. Sedangkan Youngji hanya menguntit dibelakang Hongbin untuk memastikan bahwa Hongbin tidak salah masuk kamar.


Sepertinya dia sudah hapal dengan letak ruang kerja Jackson. Apakah mereka teman dekat?


Usai mengambil proposal milik Jackson, Hongbin langsung keluar ruangan dan dikejutkan dengan Youngji yang berdiri diluar pintu ruang kerja Jackson.


"Ah! Kau mengagetkanku saja. Kini proposal Jackson sudah ditanganku dan aku akan segera pergi menuju KBS. Oh ya aku belum memperkenalkan diri, aku adalah Lee Hongbin. Produser sekaligus teman Jackson."


"A-Ah.. Perkenalkan namaku adalah Heo Youngji. Aku adalah....."

Youngji berhenti memperkenal dirinya karena bingung memposisikan dirinya sebagai apa dengan Jackson. Hongbin yang menyadari bahwa Youngji menjadi bingung langsung menembak langsung.


"Kau pacarnya Jackson? Wah tidak pernah aku sangka bahwa dia memiliki pacar dan tinggal bersama. Padahal dulu dia memutuskan untuk menjomblo seumur hidup hahaha."


"Anniya! Aku bukan pacarnya, aku hanya tinggal bersamanya."


"Jadi kau bukan pacarnya?"


"Ne."


"Kalau begitu, jadilah pacarku dan tinggal bersamaku saja. Jackson itu bawel, kau pasti sangat pusing dengan aturan dia. Iya kan?"


"I-iya sih."


"Jadi kau setuju jadi pacarku?" Tanya Hongbin dengan wajah berbinar.


Youngji langsung menggeleng cepat untuk menolaknya.


"Maksudku, Jackson memang bawel. Tapi bukan berarti aku mau jadi pacarmu!"


Hongbin langsung tertawa mendengar ucapan Youngji yang terdengar sangat lucu baginya.




"Aku hanya bercanda kok. Tapi kalo kau merasa kesal kepada Jackson, kau bisa ke tempatku. Apartemenku tepat dibawah sini kok, nomor 1302. Baiklah aku pergi langsung ya. Sampai jumpa, Youngji-shi."


Hongbin segera pergi meninggalkan Youngji tanpa menunggu jawaban dari penawaran yang dia ajukan ke Youngji.

Youngji hanya ditinggalkan sendiri dan bingung.

Apakah semua laki-laki di Seoul seperti itu?

Youngji langsung mengambil vacuum cleaner dan melanjutkan rencana kegiatan dia hari ini. Membersihkan apartemen Jackson.


*

Jackson menunggu gelisah di lobby KBS. Tangannya terus mengecek waktu melalui jam tangannya. 

"Kemana sih si Hongbin?"

PLAK!

Sesuatu menghantam kepala Jackson. Jackson langsung memutar kepalanya dan terlihat Hongbin dengan senyum lebarnya.


"Kau barusan memukulku?"


Hongbin hanya mengangguk dan memperlihatkan proposal ditangannya.


"Nih sudah kubawakan. Mana ucapan terima kasihnya?"


"WAH! Thanks brother!"


Jackson langsung berjingkak senang dan langsung merangkul Hongbin. Hongbin langsung membuka pembicaraan.


"Jadi siapa wanita di tempatmu?"


"Ah.. Youngji? Dia sedang membantu untuk proyek dramaku. Kami sedang berpura-pura menjadi suami istri. Waeyo Hyung?"


"MO?!" Hongbin terkejut mendengar penjelasan dari Jackson yang terdengar enteng dibibir Jackson.


"Kenapa kaget sekali sih?"


"Hey! Kau ini bodoh atau gimana? Apakah kau tidak kasian kepadanya?"


"Dia dengan senang hati membantuku kok."


"Bagaimana kalau nantinya dia jatuh cinta padamu?"


"Hmm.. itu sih urusan dia."


"Hei egois sekali penulis terkenal ini. Lalu bagaimana kalau kau sendiri yang jatuh cinta padanya?"


"Ah itu tidak mungkin!"


Hongbin langsung melirik tajam kearah Jackson. Ekspresinya langsung berubah serius.


"Kalau begitu, aku yang akan membuatnya jatuh cinta kepadaku. Tidak masalahkan?"


"Hyung, kau bicarakan apa sih?"


"Jackson, aku ini pintar melihat wanita. Youngji bisa menjadi istri dan ibu yang baik kok di masa depan. Aku menyukainya hehehe"


Wajah Jackson yang tadinya santai langsung berubah seketika menjadi serius.


"Aku tidak peduli. Silahkan kalau kau bisa membuatnya jatuh cinta. Aku pergi dulu ya, waktu meeting sudah mau dimulai. Bye."


Jackson melangkah menjauhi Hongbin tanpa membalikan badannya sedikitpun. Sedangkan Hongbin melambaikan tangannya kearah Jackson sambil tetap tersenyum tanpa menyadari ada perubahan aura dari diri Jackson.






to be continue...
Chapter 3



***

Hai semua, mohon maaf untuk chapter 2 baru di publish sekarang karena sempat mentok untuk ide hahaha

Tapi sebagai gantinya, chapter 2 ini lebih panjang. Kalau kalian membacanya terus, kurang lebih dibutuhkan 20 menit untuk menyelesaikannya.

Semoga kalian bisa menikmati ceritanya ya. Mohon maaf juga kalo ada beberapa typo dan pengaturan kata yang kurang nyambung karena memang belum sempat di editor sama thor hahaha

Oh ya, mengenai shipper, kira-kira kalian pilih siapa? Jackji atau Hongji?

sampai jumpa di chapter 3 >_<






































You Might Also Like

10 komentar:

  1. Jackson Aku banget!!

    mulai dari Kaos kaki....yessss Kaos kaki itu fashion hahahaha

    Dan celemek....ahahahahah kebanyakan nnton anime nih haduuhh

    asik ceritanyaaa nagiihh

    cepet apdet yaah

    ♡♡♡♡♡
    ★★★★★

    BalasHapus
    Balasan
    1. huwaa ini byul ya? makasih udah baca dan komen xD

      Wah aku ga nyangka ternyata karakter jackson di fanfic samaan ama kamu hahaha

      semoga bisa muncul ide untuk plot chapter 3 :D

      Hapus
  2. Mantap mey ahahah masih tipo tuh satu yanh ketemu "mahatari"

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah kang ijul komen xD

      typo dimananya jul? gue udah cari ga ketemu nih di deket2 deretan kata matahari.

      thanks udah baca dan meninggalkan jejak disini :D

      Hapus
  3. 100% aku pilih JackJi ...
    Wah, gumawo chingu ... Fighting Fighting Fighting, chapter 3.nya d.tunggu dgn rasa penasaran yg luar binasa .... *hehehhehehhh PLAK, sakin kangennya ma JackJi jadi ngawur

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama kok, aku juga kangen banget liat interaksi JackJi XD

      eh tapi banyak loh yg ngeship HongJi #eeeaaa

      Nanti kalo chapter 3 udah ada, aku mention deh :D

      Hapus
    2. walau banyak yg HongJi, tetap JackJi d.hati ... hehehehh
      okey ... fighting ...

      Hapus
  4. kok blum d.lanjutin ... nunggu banget ni .... chingu FIGHTING FIGHTING FIGHTING

    BalasHapus
    Balasan
    1. hiii sorry lagi banyak kerjaan jadi belum sempet lanjutin fanfic xD

      bisa aja sih malam ini post lanjutan tapi ga terlalu panjang kayak chapter 2 :D

      makasih untuk semangatnya, gomawo ;)

      Hapus
    2. hi Tanako, untuk informasi chapter 3 sudah di published ya :D

      Hapus